Ada sesuatu yang membebaskan ketika kita berbicara tentang “ringan”. Dalam hidup, hal-hal ringan membuat kita bergerak lebih mudah, berpindah lebih cepat, dan merasa lebih aman. Begitu juga dengan drone.

Di dunia drone, ada satu kategori istimewa yang sedang naik daun: drone sub-250 gram. Ringkas, portabel, dan lebih fleksibel dalam regulasi. Tapi apakah benar mereka cukup kuat untuk pekerjaan serius seperti survey dan dokumentasi? Mari kita jelajahi bersama.

Kenapa Drone Sub-250 g Begitu Spesial?

Drone di bawah 250 gram dianggap “sweet spot” dalam industri. Alasannya sederhana: regulasi.

  • Di banyak negara, drone di bawah 250 g tidak wajib registrasi atau Remote ID.
  • Di Indonesia, meski tetap ada aturan ketinggian (maksimal 150 meter) dan larangan di area tertentu, kategori ini relatif lebih fleksibel.

Seperti yang ditulis oleh The Drone Girl, drone ringan punya posisi unik: aman, sederhana, tapi tetap fungsional.

Model Drone Sub-250 g yang Populer

  1. DJI Mini 2 SE
    • Kamera 12 MP, video 2.7K.
    • Cocok untuk pemula atau survey sederhana.
  2. DJI Mini 3 & Mini 3 Pro
    • Kamera 48 MP, video 4K HDR.
    • Gimbal 3-axis untuk stabilisasi maksimal.
    • Sering dipakai untuk dokumentasi ringan dan inspeksi atap.
  3. DJI Mini 4 Pro (2024)
    • Sensor lebih canggih, tracking lebih pintar.
    • Jarak terbang hingga ±20 km (dengan OcuSync 4).
    • Ideal untuk survey area menengah dengan mobilitas tinggi.

Aplikasi Nyata Drone Sub-250 g

Meski mungil, drone ini bukan mainan. Banyak sektor mulai memanfaatkannya:

  • Inspeksi Gedung & Atap
    Survey PLTS atap atau kerusakan genteng bisa lebih cepat dengan drone ringan.
  • Survey Lahan Kecil
    Cocok untuk pemetaan kebun skala kecil atau lahan konstruksi terbatas.
  • Dokumentasi Properti & Event
    Ringkas dibawa, hasil tetap sinematis.
  • Konten Promosi Cepat
    Bagi EO atau marketing properti, drone ini ideal untuk footage singkat tapi tajam.

Kelebihan Drone Sub-250 g

  1. Portabel → muat di tas kecil, tidak perlu case besar.
  2. Lebih Aman → dampak kecelakaan lebih minim.
  3. Hemat Regulasi → lebih fleksibel soal izin terbang.
  4. Harga Lebih Murah → dibanding drone industrial, investasi jauh lebih kecil.

Kekurangan Drone Sub-250 g

  1. Baterai Lebih Pendek → rata-rata hanya 25–30 menit terbang.
  2. Kurang Stabil di Angin Kencang → bobot ringan mudah terpengaruh cuaca.
  3. Sensor Terbatas → untuk pemetaan detail, tetap kalah dengan Phantom 4 RTK atau Matrice.
  4. Akurasi GPS Standar → tidak seakurat drone RTK untuk survey

Bagaimana Nayaka Aerial Menggunakannya?

Meski Nayaka Aerial memiliki armada drone besar seperti Phantom 4 RTK dan Matrice 300 RTK, drone sub-250 g tetap kami gunakan untuk:

  • Dokumentasi ringan yang butuh cepat.
  • Survey awal sebelum proyek pemetaan besar.
  • Inspeksi atap, rooftop PLTS, atau area dengan akses terbatas.

Dengan kombinasi ini, klien bisa memilih solusi paling efisien sesuai kebutuhan dan anggaran.

👉 Lihat detail layanan kami di jasa sewa drone dokumentasi dan pemetaan.

Kemampuan Ambil Gambar Vertikal & Horizontal: Fleksibilitas yang Jarang Dibahas

Drone sub 250 gram untuk dokumentasi dan proyek pemetaan dji mini 3 4 pro

Salah satu fitur menarik dari drone sub-250 g, khususnya seri terbaru seperti DJI Mini 3 Pro dan Mini 4 Pro, adalah kemampuannya mengambil gambar dalam orientasi vertikal (portrait) maupun horizontal (landscape) hanya dengan memutar gimbal kamera.

Apa artinya dalam praktik?

  • Foto Vertikal (Portrait Mode)

    Cocok untuk konten media sosial, seperti Instagram Stories atau TikTok. Klien dari sektor properti atau event organizer sering meminta hasil ini karena langsung siap pakai untuk promosi digital.
    Untuk survey, mode vertikal juga berguna ketika mendokumentasikan objek tinggi seperti tower listrik, gedung bertingkat, atau dinding tebing.

  • Foto Horizontal (Landscape Mode)

    Mode standar yang paling sering dipakai untuk pemetaan lahan, dokumentasi proyek konstruksi, atau inspeksi perkebunan. Landscape memberi cakupan lebih luas dan cocok diproses dalam software pemetaan.

Apa Manfaatnya untuk Survey dan Dokumentasi?

  1. Lebih Fleksibel untuk Klien
    Klien tidak selalu butuh peta luas. Kadang mereka ingin detail visual dari sisi bangunan, atau footage vertikal untuk promosi. Drone sub-250 g menghadirkan fleksibilitas ini tanpa perlu drone besar.
  2. Efisiensi Pemasaran
    Bagi industri properti, kemampuan portrait adalah game changer. Satu penerbangan bisa menghasilkan foto iklan untuk brosur (landscape) dan konten media sosial (portrait) sekaligus.
  3. Survey Lebih Detail
    Untuk inspeksi vertikal seperti atap, menara, billboard, atau panel surya di rooftop, mode portrait membuat dokumentasi jauh lebih presisi.

Kenapa Ini Penting?

Drone industrial besar memang bisa menghasilkan data presisi, tapi kadang mereka “overkill” untuk kebutuhan ringan. Di sinilah drone sub-250 g menunjukkan nilainya: kecil, aman, tapi tetap kaya fitur. Kemampuan berganti orientasi kamera dengan mudah memberi kebebasan lebih banyak untuk pilot dan fleksibilitas bagi klien.

Bisa dibilang, drone ringan ini bukan hanya soal ringkas dan murah, tapi juga serbaguna—memberikan hasil yang langsung bisa dipakai lintas kebutuhan, dari peta teknis hingga konten promosi digital.

Drone sub-250 g bukan sekadar mainan. Mereka adalah alat kerja ringan yang mampu membuka peluang survey dan dokumentasi cepat dengan biaya rendah dan regulasi yang lebih fleksibel.

Di tahun 2025, dengan perkembangan DJI Mini 4 Pro dan seterusnya, drone kategori ini akan semakin relevan—bukan hanya untuk hobi, tapi juga untuk bisnis.

Dan bila Anda ingin menggabungkan kecepatan, efisiensi, serta data akurat, Nayaka Aerial siap mendampingi dengan armada lengkap—dari yang ringan hingga industrial.