Ada sesuatu yang unik tentang angka. Ia seringkali menjadi pintu masuk rasa ingin tahu. Pertanyaan sederhana seperti “berapa harga survey drone?” ternyata membuka percakapan panjang tentang teknologi, akurasi, hingga nilai efisiensi di balik sepasang baling-baling yang berputar di udara.

Mari kita bedah, perlahan, agar lebih jelas.

Harga Survey Drone di Indonesia

Harga jasa survey drone tidak pernah menjadi satu angka yang tunggal. Ia bervariasi, tergantung pada jenis proyek, luas area, hingga teknologi drone yang digunakan. Tapi, mari kita gunakan gambaran umum yang bisa kita temukan di internet:

  • Foto udara dasar: Rp 250.000 – Rp 500.000 per hektar
  • Ortofoto geometris (koordinasi akurat): Rp 500.000 – Rp 1.000.000 per hektar
  • Model 3D & volumetrik: mulai Rp 1.000.000 per hektar
  • Survey drone standar (Geosolusindo): Rp 400.000 – Rp 550.000 per hektar

Harga ini hanyalah gambaran kasar. Di lapangan, setiap proyek memiliki detail unik.

Harga jasa drone survey murah

Faktor yang Membentuk Harga Survey Drone

  1. Luas Area

    Semakin luas, biasanya harga per hektar bisa lebih rendah (diskon skala besar).

  2. Jenis Output Data

    • Foto udara sederhana untuk dokumentasi proyek → murah.
    • Ortofoto dengan koordinasi presisi → lebih mahal.
    • Model 3D, kontur, atau NDVI → menambah biaya signifikan.
  3. Teknologi Drone

    Drone RTK, LiDAR, atau multispektral jauh lebih mahal dibanding drone standar.

  4. Akses Lokasi

    Tambang di pedalaman atau perkebunan di daerah berbukit tentu lebih mahal daripada survey di lahan datar dekat kota.

  5. Pengolahan Data

    Bukan hanya terbang, tapi juga mengolah ribuan foto menjadi peta yang siap dipakai.

Perbandingan Harga dengan Kompetitor

Beberapa penyedia jasa mematok harga Rp 500.000 – Rp 1.000.000 per hektar untuk ortofoto standar. Bahkan ada yang lebih dari itu untuk pemetaan 3D dan volumetrik.

Nayaka Aerial menawarkan harga lebih kompetitif, mulai dari Rp 450.000 – Rp 1.000.000 per baterai, tergantung spesifikasi drone dan tingkat kesulitan lokasi. Dengan skema ini, klien bisa lebih hemat, terutama untuk proyek luas yang membutuhkan banyak penerbangan.

👉 Lihat detailnya di jasa pemetaan drone Nayaka Aerial.

Studi Kasus: Penerapan Harga Survey Drone

  1. Survey Tambang
    Matrice 300 RTK dengan LiDAR dipakai untuk menghitung volume galian. Harga lebih tinggi karena sensor khusus, tapi akurasi data luar biasa.
  2. Pemetaan Perkebunan Sawit
    Phantom 4 RTK bisa digunakan dengan harga lebih murah, karena output cukup berupa ortofoto dan kontur sederhana.
  3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap
    Mavic 2 Pro dipakai untuk survey rooftop pabrik. Murah, cepat, dan cukup akurat.

Harga Bukan Sekadar Angka

Yang sering luput dari perhatian adalah bahwa harga survey drone tidak hanya membeli “waktu terbang”. Anda membeli pengalaman, kelahlian pilot bersertifikasi, jam terbang, kualitas data yang siap dipakai, dan jaminan keamanan penerbangan.

Itu sebabnya, meski dua penyedia menawarkan harga berbeda, pertanyaannya bukan sekadar “mana yang lebih murah”, tapi juga “mana yang lebih aman dan hasilnya bisa dipercaya?”.

Untuk memahami bagaimana pemetaan drone bekerja dan kenapa biayanya bisa bervariasi, Anda bisa membaca panduan teknis di DroneDeploy, salah satu platform pemetaan drone global yang membahas detail tentang faktor biaya survey drone.

Penutup

Pertanyaan “berapa harga survey drone” ternyata membuka banyak lapisan: teknologi, data, akurasi, dan efisiensi. Jawabannya: antara Rp 250.000 – Rp 1.000.000 per hektar. Tapi ingat, angka itu hanyalah gambaran. Di lapangan, harga menyesuaikan kebutuhan proyek.

Dan jika Anda mencari layanan survey drone dengan harga kompetitif tapi tetap profesional, Nayaka Aerial hadir sebagai solusi.

👉 Kunjungi jasa sewa drone dokumentasi dan pemetaan Nayaka Aerial untuk penawaran terbaik.