Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul dari klien adalah: “Berapa sih biaya pemetaan drone per hektar?”. Jawaban sederhananya: biaya sangat dipengaruhi oleh luas area. Semakin luas lahan yang dipetakan, semakin efisien biaya per hektar yang bisa diperoleh.

Tapi ada satu hal yang harus dipahami: harga jasa drone pemetaan tidak pernah sama. Semua angka hanyalah estimasi awal, karena tiap proyek membawa cerita, kebutuhan, dan kondisi berbeda.

Itulah kenapa banyak proyek memilih memanfaatkan drone bukan hanya karena akurasi dan kecepatan, tetapi juga karena transparansi biaya yang bisa dibicarakan sejak awal.


Biaya untuk Lahan 10 Hektar

Untuk area kecil seperti 10 hektar, biaya per hektar biasanya lebih tinggi. Mengapa? Karena ada fixed cost yang harus ditanggung, seperti mobilisasi tim, perizinan, dan laporan QC.

  • Estimasi biaya: Rp 5 – 7 juta untuk total area 10 ha.

  • Cocok untuk: perumahan kecil, pemetaan kavling, atau perkebunan mini.


Biaya untuk Lahan 50 Hektar

Pada skala 50 hektar, biaya per hektar menjadi jauh lebih efisien. Fixed cost terbagi rata, sehingga harga per hektar bisa turun cukup signifikan.

  • Estimasi biaya: Rp 40 – 60 juta untuk total area 50 ha.

  • Cocok untuk: kawasan perkebunan, pengembangan perumahan, atau proyek jalan lokal.


Biaya untuk Lahan 100 Hektar

Untuk area seluas 100 hektar, drone mapping sangat unggul dari sisi biaya per hektar. Memang data processing akan lebih kompleks, tapi efisiensi tetap terasa.

  • Estimasi biaya: Rp 60 – 90 juta untuk total area 100 ha.

  • Cocok untuk: perkebunan besar, proyek jalan raya, bendungan, hingga infrastruktur energi.


berapa biaya pemetaan drone 10 50 100 hektar indonesia

Tabel Ringkasan Biaya

Luas AreaEstimasi Biaya TotalEstimasi Biaya per Hektar
10 haRp 15 – 25 jutaRp 500 – 900 ribu/ha
50 haRp 40 – 60 jutaRp 800 ribu – 1,2 juta/ha
100 haRp 60 – 80 jutaRp 600 – 800 ribu/ha

Contoh Kasus: Pemetaan 120 Hektar di Subang

Bayangkan sebuah proyek perkebunan tebu di Subang dengan luas 120 hektar. Dari sisi hitungan dasar, biaya pemetaan dengan drone bisa masuk di kisaran:

  • Estimasi dasar: Rp 70 – 95 juta total (sekitar Rp 600–800 ribu/ha).

  • Output: orthophoto resolusi tinggi, DEM/DTM untuk analisis kontur, dan kontur CAD untuk perencanaan irigasi.

Tapi dalam praktiknya, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi sehingga bisa lebih murah dari itu. Pastikan hubungi tim Nayaka Aerial via Whatsapp untuk tahu harga terendahnya.


Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi

Untuk proyek besar di luar kota operasional utama, ada komponen tambahan berupa mobilisasi dan demobilisasi tim. Biaya ini mencakup:

  • Transportasi tim & peralatan: kendaraan 4×4, drone, base station, genset portable.

  • Akomodasi tim: hotel/guest house selama akuisisi data berlangsung.

  • Biaya makan & operasional harian.

  • Logistik tambahan: BBM, sewa lahan untuk titik GCP, hingga izin lokal bila diperlukan.

Dalam kasus Subang tadi, pemetaan 120 ha mungkin memerlukan 3–4 hari kerja lapangan. Maka, biaya mob-demob + akomodasi tim bisa menambah sekitar Rp 10–15 juta ke total biaya.


Kenapa Biaya Tambahan Ini Wajar?

Drone memang memotong waktu survey dari minggu menjadi hari, tapi tetap ada batasan logistik:

  • Semakin besar area, semakin lama tim berada di lokasi.

  • Semakin jauh lokasi, semakin tinggi biaya transportasi.

  • Semakin kompleks output data, semakin banyak titik kontrol (GCP) yang harus dipasang.

Karena itu, biaya mob-demob bukan sekadar tambahan, melainkan komponen wajar dalam proyek skala besar.


Harga yang Fleksibel dan Bisa Dinegosiasikan

Perlu diingat, semua angka di atas hanyalah estimasi umum. Dalam kenyataannya, harga sangat variatif:

  • Bisa lebih murah jika lokasi mudah dijangkau.

  • Bisa lebih tinggi jika output data yang diminta sangat detail (misalnya 3D mesh + kontur CAD).

  • Ada ruang untuk menyesuaikan harga sesuai kebutuhan proyek.

👉 Itulah sebabnya Nayaka Aerial selalu membuka ruang diskusi. Kamu bisa hubungi via WhatsApp untuk konsultasi awal, minta simulasi harga sesuai lokasi & kebutuhanmu. Gratis, tanpa komitmen. Dan tentu saja, harga masih sangat negotiable.


Kesimpulan

Untuk area 120 ha di Subang, total biaya realistis bisa berada di kisaran Rp 80–110 juta, setelah memasukkan komponen mob-demob, transportasi, dan akomodasi tim. Meski terlihat besar, data yang dihasilkan akan:

  • Mempercepat perencanaan perkebunan.

  • Mengurangi risiko salah desain irigasi.

  • Memberikan ROI tinggi karena akurasi data mengurangi potensi kerugian jangka panjang.

👉 Untuk memahami bagaimana biaya ini bisa menjadi investasi, bukan sekadar pengeluaran, kunjungi artikel utama kami tentang harga jasa drone pemetaan per Ha.

Dan kalau kamu butuh simulasi detail untuk proyekmu, tim Nayaka Aerial siap membantu dengan layanan pemetaan udara akurat yang transparan dan presisi.

Sebagai referensi, FAO (Food and Agriculture Organization) menekankan pentingnya perhitungan biaya akuisisi data spasial yang mencakup komponen operasional, bukan hanya data inti【✅ FAO】.


FAQ

  1. Kenapa lahan kecil justru lebih mahal per hektar?
    Karena ada fixed cost mobilisasi, izin, dan QC yang tidak bisa dihilangkan.

  2. Apakah lahan lebih dari 100 ha bisa dipetakan dengan drone?
    Bisa, bahkan bisa ratusan hektar, hanya saja ada tambahan waktu processing.

  3. Apakah harga berbeda kalau hanya butuh orthophoto?
    Ya, biasanya lebih murah dibanding paket full dengan DEM/kontur/3D.

  4. Apakah Nayaka Aerial bisa memberi simulasi biaya sebelum kontrak?
    Bisa, bahkan gratis untuk konsultasi awal.

  5. Apakah biaya sudah termasuk izin terbang?
    Ya, semua izin diurus sesuai aturan yang berlaku.

  6. Apakah harga bisa dinegosiasikan?
    Tentu. Harga jasa drone pemetaan sangat fleksibel, bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi proyek.